Andronexus

Andronexus


Layanan Transportasi Online Google Akhirnya Resmi Mengaspal

Posted: 30 Sep 2016 04:56 AM PDT



Andronexus.blogspot.com, San Fransisco – Rencana Google untuk mulai merambah bidang ride-sharing ternyata bukan isapan jempol belaka.

Setelah sebelumnya melakukan uji coba di sekitar kantor pusatnya, layanan ini akhirnya resmi mengaspal di jalanan San Fransisco, Amerika Serikat.

Layanan ini sebenarnya memanfaatkan plaftform Waze yang memang sudah dimiliki Google. Jadi, pengguna cukup mengunduh aplikasi Waze Rider untuk mencari pengguna Waze lain yang juga memberi tumpangan di mobilnya.

Meskipun terlihat menawarkan layanan serupa dengan yang lain, raksasa mesin pencari ini ternyata memiliki pendekatan yang berbeda. Mengutip informasi laman Tech Crunch, Jumat (39/9/2016), layanan ini lebih mengedepankan konsep car pooling.

Jadi, layanan ini memang lebih ditujukan bagi pengguna yang memiliki pekerjaan lain dan menjalankan layanan ini sebagai sampingan.

Kondisi ini berbeda dari Uber atau Lyft di Amerika Serikat yang menawarkan layanannya sebagai salah satu sumber pendapatan utama.

Layanan ini juga tak memerlukan informasi terkait kendaraan atau latar belakang pengemudi.

Google juga membatasi pengemudi dan penumpang hanya dua kali sehari, yang berarti hanya beroperasi ketika waktu berangkat dan pulang kerja.

Google juga menawarkan tarif pembiayaan yang lebih murah bagi pengemudinya. Sebagai informasi, perusahaan itu hanya membayar sopir US$ 6,3 atau sekitar Rp 82 ribu, sementara tarif yang dikenakan ke penumpang hanya US$ 3 atau sekitar Rp 39 ribu. 

Langkah Google ini disebut telah mempengaruhi hubungan dengan perusahaan layanan serupa seperti Uber. Bahkan, eksekutif Alphabet David Drummond kabarnya telah mengundurkan diri dari jajaran dewan direksi Uber karena persaingan dua perusahaan kian sengit.

Anak usaha Alphabet yang mengurus soal investasi venture capital, Google Ventures (GV) merupakan salah satu investor Uber. Sementara diketahui bahwa Alphabet kini adalah induk perusahaan Google.

(Dam/Isk)

Android Wear 2.0 Molor Tahun Depan, Kenapa?

Posted: 30 Sep 2016 03:55 AM PDT



Andronexus.blogspot.com, California – Sistem operasi terbaru besutan Google untuk wearable device yang diperkenalkan pertama kali pada gelaran Google I/O Mei 2016 ternyata mengalami perubahan jadwal rilis.

Android Wear 2.0 yang disebut-sebut akan hadir dengan segudang fitur baru ternyata tak bisa diluncurkan tahun ini. Berdasarkan pengumuman teranyar, sistem operasi itu ditunda peluncurannya hingga 2017.

Mengutip informasi dari laman Tech Times, Jumat (30/9/2016), penundaan ini dilakukan karena sistem operasi tersebut belum siap.

Google masih berupaya menyingkirkan dan menggandeng komunitas developer untuk menemukan bugs yang kemungkinan masih ada di sistem tersebut. Dengan demikian, saat ini versi sistem operasi yang sudah beredar merupakan Android Wear 2.0 versi pengembang.

Lewat penundaan ini, versi developer preview juga akan dilanjutkan hingga awal 2017. Bersamaan dengan pengumuman ini pula Google meluncurkan versi terbaru dari Android Wear 2.0 untuk pengembang. 

Sebagai informasi, sistem operasi untuk wearable device ini akan didukung oleh fitur serupa Play Store yang ditujukan khusus untuk Android Wear, bernama Android Wear Play Store. Fitur anyar ini membuat aplikasi yang ada di smart watch dapat berjalan secara mandiri tanpa perlu terhubung ke smartphone.

Tak hanya untuk Android, pengguna iOS juga nantinya dapat menikmati fitur baru di sistem operasi ini. Salah satunya adalah kemampuan memasang aplikasi dan tampilan pihak ketiga di smartwatch yang menjalankan Android Wear. 

Rencananya Android Wear 2.0 juga akan digunakan pada smartwatch besutan Google. Raksasa teknologi ini disebut-sebut telah menyiapkan dua smartwatch dengan kode nama Angelfish dan Swordfish.

(Dam/Why)

Microsoft Makin Getol Ajak Konsumen Pakai Software Asli

Posted: 30 Sep 2016 02:55 AM PDT



Andronexus.blogspot.com, Jakarta – Sudah bukan rahasia lagi, Microsoft adalah salah satu perusahaan yang software-nya banyak dibajak. Karena itu, perusahaan pun tak pernah putus semangat menyuarakan penggunaan software asli.

Selain usaha dari Microsoft, kesadaran konsumen juga dibutuhkan untuk meningkatkan penggunaan software asli.

Salah satu cara terbaru Microsoft untuk mengedukasi konsumen adalah melalui kampanye #CariYangOri dengan meluncurkan situs web khusus mengenai hal tersebut. Situs web itu berisi beragam informasi menghindari counterfeit software atau software tiruan dan bajakan, melalui berbagai artikel edukasi.

“Untuk menjaga keamanan privasi Anda dan keluarga, kami mengimbau konsumen untuk selalu waspada dan lebih bijaksana saat membeli software, baik secara online atau offline, sehingga pengguna tidak akan mengalami kerugian,” ujar Software Asset Management and Compliance Director Microsoft Indonesia, Sudimin Mina, saat ditemui di kawasan Jakarta, hari ini (30/9/2016).

Salah satu efek negatif menggunakan counterfeit software adalah malware. Sangat besar kemungkinan, software itu disusupi malware seperti virus dan ransomware, yang kemudian mengancam keamanan data-data penting pengguna.

Menurut data yang dipublikasikan oleh Microsoft Malware Infections Index 2016, tingkat pemalsuan PC di Indonesia masih tergolong tinggi. Indonesia menduduki posisi kedua di belakang Pakistan dengan tingkat infeksi virus malware tertinggi di Asia.

“Banyaknya waktu dan materi yang terbuang untuk memulihkan perangkat yang terinfeksi malware tentunya akan merugikan pengguna. Padahal dengan software asli, Anda dapat fokus memanfaatkan perangkat tersebut dengan lebih maksimal,” tutur Sudimin.

(Din/Why)

Terjun ke Ranah Teknologi, Beyonce Jadi Investor Startup


Posted: 30 Sep 2016 01:57 AM PDT



Andronexus.blogspot.com, California – Beyonce “mengepakkan” sayap bisnisnya ke ranah teknologi. Penyanyi yang kerap disapa “Queen Bey” itu kini telah menjadi investor untuk sebuah startup bernama Sidestep.

Bersama dengan perusahaannya, Parkwood Entertainment, pelantun hits “Formation” tersebut dilaporkan menggelontorkan dana sebanyak US$ 150.000 (sekitar Rp 1,9 miliar).

Sebagaimana dikutip dari Tech Crunch, Jumat (30/9/2016), Sidestep merupakan startup pembesut aplikasi dengan nama yang sama, yang menjual perlengkapan konser (seperti kaus, topi, jaket) hingga mengobral promosi tiket konser.

Awalnya, Sidestep hanya menjual kaus dan poster secara eksklusif untuk konser Beyonce. Setelah dua pekan mengantongi penjualan fantastis, Beyonce dan Parkwood akhirnya memutuskan untuk menyuntik dana ke startup berbasis di California ini.

CEO Sidestep, Eric Jones, mengatakan bahwa fokus Sidestep adalah memanjakan penggemar musisi dengan teknologi. Dengan begitu, semua merchandise yang berkaitan dengan musisi, konser dan tiket-tiket yang dijual bisa dibeli dan diantar secara online layaknya berbelanja di eCommerce.

“Kami kini tak hanya menjual merchandise Beyonce. Ada beberapa musisi lain seperti Guns N' Roses, Fall Out Boy, Selena Gomez hingga Weezer,” kata Eric.

Sidestep hingga saat ini telah mengantongi dana sebesar US$ 1,7 juta (sekitar Rp 22 miliar) berkat suntikan investor dan memiliki pemasukan sebanyak US$ 2 juta (sekitar Rp 25 miliar).

Mantan personel Destiny’s Child tersebut rupanya bukan satu-satunya investor dari kalangan selebritas di startup itu. Diketahui, hingga saat ini sudah ada beberapa musisi dan aktor kenamaan Hollywood lainnya yang telah menjadi investor sebut saja Jared Leto, Troy Carter (mantan manajer Lady Gaga), dan masih banyak lagi.

Sebelumnya, Beyonce juga sempat menjadi investor untuk perusahaan minuman berperisa melon, WTRMLN WTR. Selain itu, ia juga didapuk menjadi pemangku kepentingan di layanan music streaming Tidal.

(Jek/Why)

Legenda Olahraga Akusisi Tim eSports Profesional

Posted: 30 Sep 2016 12:56 AM PDT



Andronexus.blogspot.com, Jakarta – Beberapa waktu lalu Philadelphia 76ers mengakuisisi dua tim eSports (Apex dan Dignitas) sekaligus. Kini giliran Team Liquid resmi menjual kepemilikannya ke investor besar yang tergabung di aXiomatic.

Mengutip informasi dari laman Rift Herald, Jumat (30/9/2016), aXiomatic merupakan grup investor yang kebanyakan anggotanya adalah olahragawan ternama dan legendaris di bidangnya masing-masing.

Salah satu legenda olahraga yang tergabung di grup investor tersebut adalah NBA Hall of Fame dan co-owner tim Dogers yakni Magic Johnson.

Selain Magic Johnson, beberapa nama semisal co-owner tim Washington Wizards dan Capitals Ted Leonsis dan co-owner Golden State Warriors Peter Guber juga tergabung di grup investor tersebut.

Walau kepemilikan Team Liquid sudah berpindah, co-CEO Team Liquid Steve Arhancet dan Victor Goossens akan tetap di posisi mereka masing-masing di susunan organisasi Team Liquid.

Sekadar informasi, lahan bisnis eSports yang “basah” saat ini ternyata sudah menarik minat banyak pihak untuk ikutan berinvestasi di tim eSports profesional.

Sebelum Philadelphia 76ers, Shaquille O’Neal, Rick Fox, dan Jonas Jerebko adalah beberapa nama besar yang melirik potensi eSports yang sedang naik daun.

(Ysl/Why)

Terjun ke Ranah Teknologi, Beyonce Jadi Investor Startup


Posted: 29 Sep 2016 11:55 PM PDT



Andronexus.blogspot.com, California – Beyonce “mengepakkan” sayap bisnisnya ke ranah teknologi. Penyanyi yang kerap disapa “Queen Bey” itu kini telah menjadi investor untuk sebuah startup bernama Sidestep.

Bersama dengan perusahaannya, Parkwood Entertainment, pelantun hits “Formation” tersebut dilaporkan menggelontorkan dana sebanyak US$ 150.000 (sekitar Rp 1,9 miliar).

Sebagaimana dikutip dari Tech Crunch, Jumat (30/9/2016), Sidestep merupakan startup pembesut aplikasi dengan nama yang sama, yang menjual perlengkapan konser (seperti kaus, topi, jaket) hingga mengobral promosi tiket konser.

Awalnya, Sidestep hanya menjual kaus dan poster secara eksklusif untuk konser Beyonce. Setelah dua pekan mengantongi penjualan fantastis, Beyonce dan Parkwood akhirnya memutuskan untuk menyuntik dana ke startup berbasis di California ini.

CEO Sidestep, Eric Jones, mengatakan bahwa fokus Sidestep adalah memanjakan penggemar musisi dengan teknologi. Dengan begitu, semua merchandise yang berkaitan dengan musisi, konser dan tiket-tiket yang dijual bisa dibeli dan diantar secara online layaknya berbelanja di eCommerce.

“Kami kini tak hanya menjual merchandise Beyonce. Ada beberapa musisi lain seperti Guns N' Roses, Fall Out Boy, Selena Gomez hingga Weezer,” kata Eric.

Sidestep hingga saat ini telah mengantongi dana sebesar US$ 1,7 juta (sekitar Rp 22 miliar) berkat suntikan investor dan memiliki pemasukan sebanyak US$ 2 juta (sekitar Rp 25 miliar).

Mantan personel Destiny’s Child tersebut rupanya bukan satu-satunya investor dari kalangan selebritas di startup itu. Diketahui, hingga saat ini sudah ada beberapa musisi dan aktor kenamaan Hollywood lainnya yang telah menjadi investor sebut saja Jared Leto, Troy Carter (mantan manajer Lady Gaga), dan masih banyak lagi.

Sebelumnya, Beyonce juga sempat menjadi investor untuk perusahaan minuman berperisa melon, WTRMLN WTR. Selain itu, ia juga didapuk menjadi pemangku kepentingan di layanan music streaming Tidal.

(Jek/Why)

Cara Download File dengan Kecepatan di Atas Rata-rata

Posted: 29 Sep 2016 10:55 PM PDT


Andronexus.blogspot.com, Jakarta – Aktivitas download atau mengunduh file melalui smartphone mungkin menjadi kegiatan kamu sehari-hari.

Namun terkadang, kecepatan download yang terlalu lamban sangat menjengkelkan dan tentunya membuat baterai smartphone terkuras.

UC Browser merupakan salah satu aplikasi browser (peramban) di Android yang selain menawarkan fitur lengkap, juga mempunyai kinerja lebih ringan sehingga berdampak pada kecepatan akses saat menjelajah dunia maya.

Ada satu lagi keunggulan yang disuguhkan UC Browser, yaitu kemampuannya untuk mengunduh file dari internet dengan kecepatan di atas rata-rata. Tapi, tak semua pengguna tahu triknya. Penasaran? Simak langkah-langkah berikut ini.

Buka menu Setting dan tap panel pengaturan dengan ikon gear. Lalu, pilih Cloud Boost. Pastikan opsi tersebut dalam posisi aktif yang ditandai dengan highlight warna biru (lebih berwarna).

Berikutnya, tetap dalam posisi semula. Tap Browser Setting, kemudian aktifkan fitur Hardware Acceleration. Fitur ini akan membantu aplikasi bekerja dengan lebih cepat.
Pengaturan di UC Browser
Terakhir, kembali ke menu pengaturan dan tap Download Settings. Ubah pengaturan Max Download ke angka 2 dan aktifkan fitur Auto Reconnect.

Mudah, bukan? Selamat mencoba…

(Msu/Isk)

Google Terus Bina Startup Peserta Launchpad Accelerator

Posted: 29 Sep 2016 09:55 PM PDT



Andronexus.blogspot.com, Bandung – Google Indonesia melalui program Google Launchpad Accelerator terus membina sejumlah startup lokal, sekalipun telah mengirimkan startup tersebut mengikuti mentoring di markas pusatnya.

Menurut COO Jarvis Store Gusindra Divanatha, dalam dua hari di awal pekan ini, ia bersama tujuh startup lainnya di program tersebut diundang di LeadersLab 2016 by Google Developers Launchpad. Kali ini, mereka diminta berbagi pengalaman dan tips menjadi pemimpin yang sukses dalam menjalankan startup.

“Di hari pertama, kami banyak sharing mengenai pengalaman dalam memimpin dan menjalankan startup. Di hari kedua, kami dibekali berbagai ilmu berupa teori dan praktik dalam hal kepemimpinan dan manajemen tim,” ujar Gusindra kepada Tekno Andronexus.blogspot.com di Bandung, Kamis (29/09/2016).

Menurut dia, Jarvis Store sangat senang mendapat kesempatan untuk turut serta menjadi bagian dari Google Launchpad Accelerator.

Kemudian CEO Jarvis Store Frianto Moerdowo menambahkan, pihaknya akan secara aktif berpartisipasi dalam setiap event yang diselenggarakan Google. Dengan keikutsertaannya, Jarvis Store berharap dapat memberikan perubahan dan pengaruh positif baik untuk internal perusahaan maupun untuk lingkungan eksternalnya.

Sebelumnya, startup berbasis di Babakan Jeruk, Bandung ini mengaku terbantu saat diikutkan dalam program mentoring langsung ke kantor pusat Google selama dua pekan pada Juni lalu. “Ketika di sana, selain dikenalkan ekosistem yang sangat kuat, kami juga tahu seperti apa user interface dan user experience yang bagus. Bahkan, kami memperoleh mentoring tentang bagaimana estimasi produk yang baik untuk 100 ribu users, 1 juta users, hingga ratusan juta users,” tutur pria yang akrab disapa Toto tersebut.

Turut hadir startup lainnya dari Bandung adalah Kakatu, yang bermarkas di Pasteur, Bandung. Muhamad Nur Awaludin, CEO Kakatu memaparkan, sepulang dari markas Google pihaknya merasa sangat terasa terbantu dengan metode pengembangan produk dari segi UI/UX serta teknologi.

Para startup Indonesia yang berangkat Juni lalu, selain Jarvis Store dan Kakatu, adalah HijUp, Talenta, Ruangguru, IDNtimes, dan Codapay.

Adapun startup peserta program Google Launchpad Accelerator gelombang sebelumnya adalah adalah Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Setipe, Kerjabilitas, Kurio, eFishery, dan Seekmi. 

(Msu/Why)

Diajak Gabung Geng AI Google, Apple 'Jual Mahal'

Posted: 29 Sep 2016 08:56 PM PDT



Andronexus.blogspot.com, Jakarta – Apple dilaporkan masih belum menanggapi ajakan sejumlah perusahaan teknologi, termasuk Facebook dan Google, untuk bergabung ke konsorsium Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Konsorsium itu dibentuk untuk memastikan teknologi AI dikembangkan secara aman, beretika, dan transparan.

Konsorsium yang diumumkan pada Rabu (28/9/2016) dan disebut Partnership on AI itu berisi sejumlah perusahaan teknologi ternama lainnya yaitu Amazon, Microsoft, dan IBM. Namun hingga kini, Apple belum merespons ajakan perusahaan-perusahaan tersebut.

“Kami telah berdiskusi dengan Apple dan mereka antusias dengan upaya ini. Secara pribadi, saya berharap mereka akan bergabung,” ujar Managing Director Microsoft Research, Eric Horvitz, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (30/9/2016).

Apple sampai kini belum berkomentar mengenai Partnership on AI. Apple sendiri selama ini dikenal sangat menjaga rahasia dibandingkan perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya. Apple juga cenderung lebih suka bekerja sendiri ketika mengembangkan berbagai teknologi baru.

Di sisi lain, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu diketahui secara bertahap membangun AI dan kemampuan machine learning (pembelajaran mesin), serta membeli sejumlah startup di bidang AI.

Adapun Partnership on AI adalah sebuah organisasi nonprofit yang berjanji meningkatkan pemahaman publik mengenai AI dan merumuskan best practive untuk tantangan dan peluang yang ada di bidang tersebut.

Para akademisi, lembaga nonprofit lainnya, serta pakar kebijakan dan etika akan diundang untuk bergabung menjadi Dewan Partnership on AI dalam beberapa pekan mendatang.

(Din/Why)

3 Negara Asia Ini Sudah Mantap Adopsi Smart City

Posted: 29 Sep 2016 07:55 PM PDT


Andronexus.blogspot.com, Singapura – Smart City (kota pintar) kini bukan lagi sekadar konsep belaka. Makin banyak kota di dunia mulai menerapkan konsep tersebut. Di wilayah Asia, sudah ada 3 negara yang dianggap mantap mengadopsi Smart City yakni India, Filipina, dan Indonesia.

Hal ini diakui oleh Steve Wood, VP Asia Pacific Aruba Networks kala ditemui Tekno Andronexus.blogspot.com dalam wawancara eksklusif di MICE Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (28/9/2016). Wood mengatakan, ketiga negara ini memiliki strategi yang dinilai agresif dalam mengembangkan Smart City.

“Sebut saja India sebagai contoh, yang saya dengar terakhir mereka akan mengembangkan 25 wilayah untuk jadi Smart City. Pengembangan Smart City tentu kami (Aruba Networks, red.) pantau. Kami cermati, apa yang bisa kami bantu untuk mengoptimalkan stabilisasi jaringan yang terhubung di tiap perangkat agar internet di kota tersebut terus berjalan lancar,” ujar Wood.

Aruba Networks memang sangat concern dengan pengembangan Smart City, mengingat anak perusahaan HP Enterprise ini juga berkutat pada elemen IoT (Internet of Things) yang menjadi salah satu dari tiga fokus utamanya pada acara APAC Atmosphere 2016. Adapun Indonesia, dalam pandangan Wood, memiliki perkembangan cukup signifikan dalam mengembangkan ekosistem untuk membentuk Smart City.

Akan tetapi, Woods tidak menyebut mitra perusahaan mana yang bekerja sama dengan Aruba Networks dalam mengembangkan ekosistem Smart City di Indonesia, dan daerah mana yang turut dikembangkan Aruba beserta mitranya. Faktanya, Smart City di Indonesia kini perlahan sudah diadopsi kota-kota besar antara lain Jakarta, Bandung, Makassar, dan Banyuwangi.

Wood berharap, para mitra yang belum bekerja sama dengan Aruba Networks bisa membawa pihaknya untuk terlibat langsung dalam perancangan ekosistem IoT dan Smart City yang stabil. Karena itu, mobile platform perdana Aruba, diharapkan dapat membantu para mitra untuk mencanangkan aplikasi atau program buatan yang sesuai dengan kebutuhan akan Smart City tersebut.

Mobile platform tersebut juga diklaim Aruba 'developer friendly', berupa sebuah layer software yang menggunakan Application Programming Interfaces (API) dengan tujuan menyediakan developer pihak ketiga dan jaringan pimpinan bisnis supaya mereka dapat meningkatkan performa aplikasi dan layanannya dengan mudah.


Kehadiran mobile platform ini bertujuan untuk membuat industri besar mulai dari pendidikan, kesehatan, ritel, hospitality, dan enterprise mampu membuat perangkat pintar yang sudah terprogram dan terkoneksi, dengan bantuan platform supaya nantinya bisa lebih memudahkan semua aktivitas internet.

Wood mengungkap, selain Smart City, ada “area” baru yang rencananya akan digeluti Aruba untuk mengoptimalkan jaringan IoT dengan mobile platform besutannya. “Kami sudah memutuskan, ada dua industri baru yang akan kami engage dengan mobile platform kami. Ada area banking insurance dan service provider. Di Indonesia kami sudah bekerja sama dengan Indosat dan Telkomsel,” ujar Wood.

Selain memaksimalkan mobile platform, Wood juga melibatkan elemen lain pada jaringan Aruba Networks, seperti hadirnya Access Points (AP) Wave 2 Aruba 802.11ac yang diklaim mampu menghantarkan kecepatan internet supercepat dan efisien. AP ini juga dilengkapi perangkat yang disebut BLE Beacon dengan bentuk cube (kotak) putih kecil.

“Salah satu langkah terbesar Aruba adalah memaksimalkan konsep Smart City yang terhubung dengan internet cepat dalam jangka waktu panjang nanti adalah menempatkan 26.000 AP di Olimpiade Tokyo. Kami harap, dengan AP sebanyak itu aktivitas internet di stadium akan berjalan lancar tanpa hambatan,” pungkas Wood.

(Jek/Why)

Previous
Next Post »